Di Indonesia terdapat banyak metode untuk belajar membaca Al-Qur’an. Seperti Iqro’, Ummi, Qiro’ati, Yanbu’a, Fashohati, Tartil, an-Nahdhiyah, al-Barqy dan juga Wafa. Kali ini kita akan bahas tentang metode Yanbu’a. Yanbu’a adalah metode baca, tulis dan menghafal Al-Qur’an yang menggunakan Rasm Utsmani sebagai dasar pembuatannya. Rasm Utsmani adalah cara penulisan Al-Qur’an yang dibakukan pada masa Khalifah Usman bin Affan (25 H/ 646 M). Tanda baca dan waqaf dalam Mushaf Al-Qur’an ala Rasm Utsmani telah dipakai di negara-negara Arab dan Negara Islam.
Asal-usul & Kelebihan Metode Yanbu’a
Metode Yanbu’a disusun oleh tiga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidhul Qur’an Yanbu’ul Qur’an yang merupakan putra KH. Arwani Amin Al-Qudsy (Alm), yaitu KH. Muhammad Ulinnuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani, dan KH. M. Manshur Maskan (Alm). Nama Yanbu’a sendiri diambil dari tempat lahirnya yakni Ponpes Tahfidhul Qur’an Yanbu’ul Qur’an Kudus.

Kitab-kitab yang digunakan untuk belajar dengan metode Yanbu’a ini terbagi menjadi beberapa jilid, yakni jilid pemula, jilid 1-7 dengan isi dan capaian yang berbeda-beda. Selain itu terdapat berbagai kitab pendukung yakni, Al-Qur’an Al-Quddus, Materi Hafalan, Makhorijul Huruf dan Tahajji/Menulis.
Kelebihan metode Yanbu’a dibandingkan metode lain di antaranya:
- Sanadnya bersambung kepada para ahli Al-Qur’an dan Huffazh yang berguru pada Kiai Arwani Kudus yang muttasil sampai Rasulullah SAW – Malaikat Jibril – Allah Azza Wa Jalla.
- Menggunakan tulisan rosm utsmani (khat penulisan Al-Qur’an standar internasional) dilengkapi waqof dan ibtida’ yang dapat membantu orang awam yang belum mengerti arti Al-Qur’an membaca dengan benar dan sesuai.
- Contoh-contoh huruf yang sudah digandeng mengambil dari al-Qur’an.
- Mengikuti qiro’ah Imam Hafs (qiro’ah masyhuroh/bacaan yang banyak dipakai).
- Disertai pengajaran menulis huruf Arab dan huruf pegon.
- Materinya bersambung dengan Al-Qur’an Al-Quddus terbitan Arab Saudi/Siria/Lebanon yang disertai waqof idhtiroti serta dilengkapi catatan kaki untuk menjelaskan ghorib wa musykilat
- Terdapat standarisasi tawassul.
Pengalaman Belajar dan Mengajar Metode Yanbu’a
Penulis sendiri pertama kali kenal dengan metode Yanbu’a yakni dengan ngaji pasaran atau ngaji ketika bulan puasa di Pondok Pesantren Putri Al-Hidayat Kedunglumpang Salaman Magelang yang diasuh oleh Ibu Nyai Shinto’ Nabilah Asrori kerabat dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus). Selain itu, penulis juga mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Lajnah Muroqobah Yanbu’a cabang Pekalongan di TPQ Al-Asy’ari Karangsari Karanganyar Pekalongan. Selanjutnya, penulis juga mengikuti kembali bimbingan muqri’ (pengajar Al-Qur’an) yang diadakan di tempat kerja yakni MI Sullam Taufiq Kajen.
Saat ini penulis mengajar baca tulis Al-Qur’an dengan metode Yanbu’a di MI Sullam Taufiq Kajen dan di Taman Belajar Literania yang bertempat di teras rumah sendiri. Semoga apa yang dilakukan bermanfaat dan membawa keberkahan. Amiin.